- Ronald Stevly Onibala -
Rohaniawan/Akademisi/Jurnalis/Alumni TOT Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan Lemhannas RI tahun 2022
PELANGIINDONESIA.ID - Dalam menghadapi musim pemilu, topik mengenai money politik menjadi sangat relevan untuk dibahas, bahkan di lingkungan gereja. Money politik bukanlah isu baru, tetapi dampaknya yang merusak terhadap integritas pribadi dan iman jemaat memerlukan perhatian khusus.
Sebagai warga negara yang adalah bagian dari gereja, ada panggilan iman yang harus diperhatikan dalam menentukan pilihan politik secara bijaksana. Artikel ini akan mengulas bagaimana setiap jemaat dapat menjaga integritas iman dalam menentukan pilihan politik, tanpa tergoda oleh iming-iming uang, dan tetap mendukung calon pemimpin yang memiliki visi nasionalis dan mencintai negeri.
Panggilan Iman dalam Menyalurkan Hak Politik
Sebagai warga negara yang beriman, setiap anggota gereja memiliki tanggung jawab untuk menggunakan hak pilihnya. Tindakan ini lebih dari sekadar hak konstitusional; ini adalah bentuk panggilan iman dalam mengambil bagian menentukan arah bangsa.
Berdiam diri atau menjadi apatis terhadap politik akan membuat jemaat kehilangan kesempatan berharga untuk memberi kontribusi dalam proses pembangunan negara. Hak pilih yang dimiliki merupakan instrumen untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Dalam konteks gereja, setiap jemaat diajarkan untuk mengasihi sesama dan menegakkan kebenaran. Dengan ikut serta dalam pemilu, jemaat dapat memilih pemimpin yang bisa memperjuangkan aspirasi rakyat dan memajukan bangsa ini. Sebaliknya, mengabaikan hak pilih justru berarti menyerahkan masa depan bangsa kepada pihak yang mungkin tidak mengedepankan nilai-nilai kebajikan.
Maka dari itu, jemaat diharapkan aktif menyalurkan hak pilihnya dengan hati nurani yang murni dan pertimbangan yang matang.
Menjaga Integritas Iman: Jangan Terjebak Money Politik
Godaan uang dalam politik bukanlah hal baru. Di berbagai kalangan masyarakat, money politik kerap kali dijadikan alat untuk membeli suara. Namun, sebagai jemaat yang beriman, kita diingatkan untuk tidak tergoda oleh uang yang dapat mengancam integritas dan mengorbankan nilai iman yang kita junjung tinggi.
Alkitab mengingatkan bahwa cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan (1 Timotius 6:10). Mengambil bagian dalam money politik bukan hanya melanggar nilai-nilai iman, tetapi juga dapat merusak hubungan pribadi dengan Tuhan.
Ketika iman tergadaikan oleh uang, jemaat tidak hanya kehilangan integritas tetapi juga menjadi bagian dari sistem yang merusak moral masyarakat. Money politik hanya memberi keuntungan sesaat tetapi akan menciptakan konsekuensi jangka panjang, yaitu pemimpin yang mungkin tidak benar-benar peduli pada kesejahteraan rakyat.
Oleh karena itu, penting bagi setiap jemaat untuk tetap teguh menjaga integritas iman, menolak segala bentuk money politik, dan mengandalkan iman untuk membuat pilihan yang benar. Integritas ini adalah bukti nyata dari iman yang dewasa dan tekad untuk ikut ambil bagian dalam upaya menjaga kehidupan sosial dan politik bangsa agar tetap sehat dan jujur.
Pilih Pemimpin Nasionalis dengan Integritas
Sebagai warga negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya, gereja harus mendukung calon pemimpin yang nasionalis dan berasal dari partai yang memiliki nilai nasionalis.
Pemimpin nasionalis adalah mereka yang memiliki komitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta mendukung hak-hak semua warga negara tanpa diskriminasi.
Pemimpin nasionalis cenderung memiliki pandangan yang inklusif dan mampu mengayomi semua golongan. Gereja perlu mendukung calon yang dapat menjamin hak-hak warga negara, termasuk kebebasan beragama dan kesetaraan di hadapan hukum.
Dengan demikian, jemaat diharapkan untuk bijaksana dalam memilih calon pemimpin yang dapat memperjuangkan kesejahteraan bersama dan menciptakan iklim politik yang sehat, tanpa terpengaruh oleh agenda-agenda sektarian.
Kesimpulan
Money politik menjadi tantangan nyata dalam proses pemilu, dan gereja sebagai komunitas iman memiliki tanggung jawab besar untuk meneguhkan jemaat agar tidak tergoda. Dengan menyadari bahwa menyalurkan hak politik adalah panggilan iman, menjaga integritas iman, dan memilih pemimpin nasionalis, gereja dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat.
Gereja adalah tempat di mana integritas dan nilai-nilai moral dijunjung tinggi, sehingga setiap jemaat harus tetap teguh menjaga iman mereka dan memilih calon pemimpin yang mampu menciptakan perubahan baik tanpa tergoda oleh uang.